Apa kabarmu hari ini perempuan?. Baik, pura-pura baik atau kau tunjukan betapa buruknya hari-harimu belakangan ini?
Apa yang kau pikirkan perempuan?, apakah kau biarkan kesepian dan sakit hati renggut harimu?
Apa yang terlintas dalam benakmu?, yang membuat tubuhmu lesu dan tulang-tulangmu terasa tidak dapat menyangga beban di otakmu?
Mengapa perempuan?, Siapa perempuan?
(tapi sebesar apa harga dirimu perempuan?, pertanyaan yang patut dipertanyakan!)
Perempuan…
Kenapa tidak kau jajakan saja dirimu di perempatan jalan?, daripada berkedok seorang mahasiswi?. Perempuan, Perempuan…Malangnya nasibmu perempuan!. Hempasan badai kehidupanmu terlalu berat, Kau cari cinta, namun tak kau dapatkan!. Kutuk putri-putri Yerusalem telah jatuh padamu!, hak dan cinta mereka yang dirampas oleh orang-orang yang tidak mereka cintai. Jiwa dan tubuh mereka diperkosa oleh lalimnya orang-orang jaman ini!. Mereka coba untuk tegar berdiri, tapi cibiran dan cemoohan tidak akan pernah berhenti, jika tidak, sakit jiwa gerogoti dan merekapun mati sia-sia!.
Hai perempuan!...
Setragis itukah kisah dalam jalan hidupmu kelak?, engkau bohongi dirimu sendiri, menganggap smua baik dan ada dipihakmu, tapi mereka hanya memandang iba dari balik punggungmu!.
Hai perempuan!...
Sudahi saja, hiduplah tenang kau sendiri!, jangan ada lagi yang sentuh tubuhmu dan jiwamu, biar basah sendiri tanah-tanah itu oleh ketegaranmu.
Sedumu melukai hatiKu. Tapi Aku belum bisa melakukan apa-apa, belum waktunya!, semua pilihanmu!
Hanya lupakan wajah-wajah itu!. Hei…kenapa kau tahan tangismu perempuan?. Perih nanti dadamu!, Sesak nanti jiwamu!. Cukup perempuan, akhiri drama ini!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar