Untuk Perempuan 1/2 jalang 1 (kata orang dia Jalang!)


Apa kabarmu hari ini perempuan?. Baik, pura-pura baik atau kau tunjukan betapa buruknya hari-harimu belakangan ini?
Apa yang kau pikirkan perempuan?, apakah kau biarkan kesepian dan sakit hati renggut harimu?
Apa yang terlintas dalam benakmu?, yang membuat tubuhmu lesu dan tulang-tulangmu terasa tidak dapat menyangga beban di otakmu?
Mengapa perempuan?, Siapa perempuan?

Ada
berapa bibir yang kau biarkan melumat bibirmu yang mungil?, tapi juga membiarkan bibir mereka memakimu, mengejekmu bahkan menjatuhkan harga dirimu?
(tapi sebesar apa harga dirimu perempuan?, pertanyaan yang patut dipertanyakan!)

Ada
berapa tangan yang kau biarkan membelai tubuhmu yang kerempeng dan payudaramu yang menggoda?, tapi membiarkan tangan mereka memukulmu, atau mendorongmu hingga terjerembab!.
Ada
berapa lelaki yang kau biarkan menidurimu, dan besoknya, engkau mencuci spermanya bagai suatu kenajisan?.
Ada
berapa kepala yang kau biarkan memenuhi otakmu dengan keputusasaan, kesepian, kemarahan dan dendam?
Perempuan

Kenapa tidak kau jajakan saja dirimu di perempatan jalan?, daripada berkedok seorang mahasiswi?. Perempuan, PerempuanMalangnya nasibmu perempuan!. Hempasan badai kehidupanmu terlalu berat, Kau cari cinta, namun tak kau dapatkan!. Kutuk putri-putri Yerusalem telah jatuh padamu!, hak dan cinta mereka yang dirampas oleh orang-orang yang tidak mereka cintai. Jiwa dan tubuh mereka diperkosa oleh lalimnya orang-orang jaman ini!. Mereka coba untuk tegar berdiri, tapi cibiran dan cemoohan tidak akan pernah berhenti, jika tidak, sakit jiwa gerogoti dan merekapun mati sia-sia!.
Hai perempuan!...
Setragis itukah kisah dalam jalan hidupmu kelak?, engkau bohongi dirimu sendiri, menganggap smua baik dan ada dipihakmu, tapi mereka hanya memandang iba dari balik punggungmu!.
Hai perempuan!...
Sudahi saja, hiduplah tenang kau sendiri!, jangan ada lagi yang sentuh tubuhmu dan jiwamu, biar basah sendiri tanah-tanah itu oleh ketegaranmu. Perempuan... menangislah kau sendiri. Biar empat tembok yang mengelilingimu yang jadi saksi kerapuhanmu. Jangan kau perlihatkan rintihan itu perempuan!, jangan kau perlihatkan perih itu perempuan!. Peluk lututmu dan menangislah diantara keduanya, sanggalah kepalamu yang tertunduk hitung jari-jari kakimu.
Sedumu melukai hatiKu. Tapi Aku belum bisa melakukan apa-apa, belum waktunya!, semua pilihanmu!

Hanya lupakan wajah-wajah itu!. Heikenapa kau tahan tangismu perempuan?. Perih nanti dadamu!, Sesak nanti jiwamu!. Cukup perempuan, akhiri drama ini!

Tidak ada komentar: