Waktu itu aku tertawa terbahak-bahak, hingga sakit perutku.
Keluar sedikit air mataku dari sudut mata…
Dunia serasa berwarna, riang dan ringan, tanpa beban yang berarti.
Tapi hari ini…
Aku menangis dan sesekali menahannya hingga kejang perutku,
Beban serasa menindih dan tanganku terikat erat.
Sendi-sendiku terasa sakit, hingga leher untuk menyangga kepalapun lemas!
Bahuku bungkuk dan mataku hanya bisa menatap kebawah.
Sakit….lelah jiwa….jenuh…
Komplikasi yang sangat membahayakan!
Ingin bicara tapi malas untuk bicara.
Ingin menangis, tidak bawa hati jadi lebih lega...
Ingin teriak, tidak buat badan lebih segar…
Mungkin memang saatnya untuk berhenti sejenak!
Jangan lakukan pekerjaan yang jadi rutinitas,
Terus berpikir tanpa berikan otak waktu untuk menghela...
Lakukan sesuatu yang diburu waktu!
Tanggungjawab terasa berat,tapi itu pilihan!
Ingin tidak perdulikan orang-orang, tapi aku manusia…
Hidup dalam ikatan yang tidak mungkin hilang,
Hilang akan hancurkanku, menurunkanku dalam strata paling rendah!
Jangan bilang tidak perduli, karena itu hanya omong kosong!
Tidak banyak orang yang ingin dibilang gila,
karena hidup tanpa aturan adalah dunia yang berbeda dengan kebanyakan orang!
Cari pembenaran dengan bersikap sinis dan keras.
Perenungan setiap saat membawa kita semakin jauh dalam pemberontakan.
Tapi apakah itu cukup memuaskan?
Atau hanya jalan awal untuk menggapai keegoisan?
Berlindung dibalik kami mau, atau tepatnya saya mau?
Kesamaan hasrat adalah kata yang dianggap mengikat,
tp saat hasrat itu tercapai, siap untuk hancurkan sesama,
dan siapkan pertempuran untuk mencari lawan baru.
Tidak ada kata puas!
yang ada hanya jiwa yang telah direbut oleh kehancuran,
kemunafikan dan keserakahan...
Belum selesai………
Tidak ada komentar:
Posting Komentar